Monday, June 01, 2009

elnusa bidik pendapatan Rp4,46 triliun

PT Elnusa Tbk membidik pendapatan senilai Rp4,46 triliun pada tahun ini, menyusul ekspektasi menguatnya aktivitas eksplorasi minyak dan gas (migas) dunia dan kenaikan produksi migas nasional.

Sekretaris perusahaan Elnusa Heru Samodra mengatakan bisnis jasa hulu migas masih menjadi penyumbang utama, termasuk di dalamnya unit bisnis geoscience yang awal tahun ini telah meraih kontrak senilai US$47,9 juta atau sekitar Rp456 miliar.

“Bisnis inti jasa hulu migas masih terintegrasi menjadi andalan utama dengan target pendapatan Rp2,79 triliun. Unit bisnis geoscience mengontribusikan senilai Rp1,44 triliun,” tuturnya, kemarin.

Segmen hulu migas hingga triwulan III/2009 menyumbang pendapatan senilai Rp1,71 triliun atau mengontribusi 67% pendapatan konsolidasi. “Aktivitas sektor hulu migas dunia yang mulai menggeliat dan rencana pemerintah menggenjot produksi migas nasional, akan menjadi pendorong utama kuatnya kinerja keuangan Elnusa tahun ini,” papar Heru.

Hingga triwulan III/2009, perseroan membukukan pendapatan usaha senilai Rp2,49 triliun, atau naik 51% dibandingkan dengan periode yang sama 2008 senilai Rp1,65 triliun. Unit bisnis geoscience mengontribusi Rp960 miliar atau 56% pendapatan jasa hulu migas.

Laba bersih melonjak tajam 384% menjadi Rp493 miliar, setelah perseroan melepas salah satu anak usahanya yang bergerak dibidang telekomunikasi, yakni PT Infomedia Nusantara. Namun, Heru belum bersedia menyebutkan proyeksi laba bersih 2010.

Dari sisi kinerja operasional, margin laba operasi naik dari 6% pada triwulan III/2008 menjadi 10,27% per triwulan III/2009. Margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga naik 27% dari 12,63% menjadi 18,03%.

Perseroan saat ini telah meraih beberapa kontrak di antaranya proyek geoscience tiga dimensi (3D) senilai US$2,8 juta, yang meliputi pengerjaan topografi, pengeboran, dan pengolahan data seismik lapangan.

Di luar itu, perseroan juga menggarap proyek geoscience di Sumatera Selatan senilai US$4,9 juta dan proyek di Jambi senilai US$5,4 juta. “Di Jawa, Elnusa juga mengerjakan proyek seismik darat senilai US$34,8 juta. Keseluruhan proyek geoscience ini diharapkan akan selesai tahun ini,” tuturnya.

Pada perdagangan kemarin, saham perseroan berkode ELSA tersebut tidak berubah dari level harga Rp325. Sepanjang tahun ini, saham tersebut turun 8,45% sehingga rasio harga terhadap laba per saham (PER) hanya di level 4,46 kali, dengan kapitalisasi pasar Rp2,37 triliun.

Subscribe to: Post Comments (Atom)