detik terakhir
“Darahnya mana?” tanya dokter.
Bibirku kelu, “kosong,”
“Ada yang mau donor?”
“Ya, temen-temen sudah saya minta ke sini?”
Bola mata Ibu bergerak, seperti bayi yang baru terlahir dan heran mendapati dunia di sekelilingnya. Para suster bergerak panik menekan infus dengan kedua tangan mereka, suster di sebelahku berkonsentrasi penuh dengan steteskopnya. Aku tepat di sampingnya, terabaikan..
Kakakku yang pertama belum juga datang.
Nafasnya tersengal. Aku masih memegang erat tangan kirinya. Tangan itu pucat. Terbayang ucapannya padaku, “Bu’e ikhlasna yo, Le?”
Aku terus tersenyum. “Aku ikhlas, Ibu.” batinku “Tapi bertahanlah! Tunjukkan pada dunia keparat ini bahwa kau adalah wanita kuat seperti yang kami lihat di tiap detik hidup kami!”
Aku masih berusaha tersenyum. Tapi kini terasa getir. Mataku pun makin terasa berat. Aku tidak kuat lagi...
Lalu kakak pertamaku datang. Ia merangkul kaki ibu, terisak di atasnya.
Seketika teringat semua detil hidupku bersamanya. Hidup yang penuh dengan perjuangan. Canda tawa kami semua mengada di atas keihlasannya, kesendiriannya, dan ketabahannya, yang ia pendam sendiri dalam diam dan do’a.
Mata kananku melelehkan air mata. Tapi mata kiriku masih bisa kutahan.
Beberapa menit kemudian, nafas itu melemah. Mata itu pun berhenti mengerjap. Dokter yang sedari tadi turut menitikan air mata menempelkan tangannya ke leher ibu.
Ia menggeleng pelan, menatap kami.
...
(Kepergian ibuku membawa semuanya; masa lalu, kampung halaman, rumah kecil yang hangat, tetangga yang menyenangkan, udara penuh azan, dan masa depanku. Kini, aku tidak menginginkan apapun di dunia ini. Aku hanya ingin segera menjemput Ibuku, setelah menunjukkan pada dunia keparat ini bahwa aku adalah bintang jatuh, yang dibesarkan oleh setangkai lilin putih.)
6 pendapat:
piye kabare.......
blognya kok desainnya itu2 aja sih.....
ganti doong....
ini aye , toni. si gondrong bau ada di deketku nih, handoko hahahaha
i'm fine, bro! aku baek aja. rada stress sih, but i enjoy it.
it's the other side of the world.
ketika aku kangen ama ibu, aku nyanyi lagu "to where u are"nya Josh gorban.
terus entah kenapa, ibu menyahut!
aku merekamnya. kapan-kapan kukirim, sekarang masih kusimpen di laptop.
Post a Comment