Friday, July 16, 2010

Berbuka dengan kurma, why not?

Sebenarnya, saya sudah membaca artikel soal 'jangan berbuka dengan yang manis' ini beberapa tahun yang lalu dari milis. Sumbernya ada di sini dan ditulis sejak 2007.

Saya tertarik mengupas ini lagi karena tema tersebut kembali didiskusikan di milis redaksi kantor. Well, saya sepakat bahwa menganggap 'berbuka dengan yang manis' itu sebuah sunnah, adalah falasi. Sunnah yang ada dari hadist di artikel itu adalah: 'berbuka dengan ruthab', dan ruthab (kurma) tak bisa digeneralisasi jadi 'makanan yang manis.'

Betul bahwa ruthab itu manis. Tapi tidak semua hal yang manis bisa digeneralisasi sehingga bisa saling dipertukarkan. Konsumsi gula pasir dengan konsumsi apel, tentu berdampak jauh beda terhadap tubuh, meski keduanya sama-sama manis.

Demikian juga dengan ruthab (kurma). Itulah mengapa hadist bilang kalo bisa makanlah ruthab, tapi jika tak ada ya ambil tamr. kalo masih tak ada, kita bukannya diperintah mengambil air aren atau madu, tapi justru mengambil apa? air putih. :)

Means, ini bukan soal makanan manis, tapi soal kelebihan kurma itu sendiri sebagai makanan dengan nutrisi berimbang dan mengandung energi yang cepat diserap tubuh. Plz cek di sini.

Sayangnya, ada lubang dalam artikel tersebut yang berpotensi membuat pembaca nyangkut di kesimpulan ekstrim sebaliknya. Lubang itu terletak pada ketiadaan posisi kurma dalam indeks glikemik, sehingga bisa menjebak pembaca pada simpulan ekstrim yang juga salah: 'makanan manis or bergula, termasuk kurma, sebaiknya tidak menjadi menu iftar (buka puasa)'

Sekali lagi perlu diingat, bahwa tidak semua yang manis itu buruk, contohnya apel. "one apple a day, keeps the doctor away", katanya. Apel itu manis dan mengandung glukosa (gula) lho. :)

Lalu bagaimana dengan kurma? Mari kita lihat penelitian berjudul "The glycaemic index of dates and date/yoghurt mixed meals. Are dates 'the candy that grows on trees'?" yang muncul di European Journal of Clinical Nutrition (2003) 57, 427–430.

Penelitian itu menyebutkan bahwa indeks glikemik ruthab adalah 47,2, disusul kurma kering yang disimpan (45,3), kurma di pasar/ tamr (35,5), ruthab campur yoghurt (37,3), dan tamr campur yoghurt (28,9). Silahkan cek di sini

Angka indeks glikemik kurma itu masih tergolong rendah dibandingkan dengan indeks glikemik apel, pisang, jeruk ,dan kiwi yang masing-masing sebesar 36, 53, 43 dan 52.

Uniknya, data indeks glikemik kurma di beberapa situs kesehatan "barat" sungguh inkonsisten. Ada yang menyebut 103! cek di sini Tapi, ada yang menyebut 42, seperti hasil penelitian di atas. contohnya ini. Namun ada yang berusaha fair menyebut kurma sebagai alternatif sehat pengganti gula pasir, meski tak menyodorkan angka indeks glikemik, di sini.

Mana yang benar? Saya lebih memilih meyakini bahwa indeks glikemik kurma tergolong rendah, karena memang berasal dari penelitian, dan bukan asal pasang angka macam nomer SDSB seperti di situs barat tadi.

Sekarang pertanyaanya; apakah fair menyamakan apel dengan kolak atau gula-gula? Tentu tidak. Nah, demikian jugalah kedudukan kurma sebagai buah yang sesehat apel. Dalam ibadah buka puasa, dia tidak boleh digantikan seenaknya dengan 'makanan yang manis-manis'

Namun sekali lagi, berdasarkan studi tadi, kita juga perlu faham bahwa tak ada itu yang namanya manisan kurma. Kurma kering (tamr) alias kurma komersial, diketahui tetap berindeks glikemik rendah, bahkan lebih rendah dari ruthab.

Artinya, disunahkan berbuka dengan kurma, atau makanan berkomposisi energi dan gizi berimbang sehebat kurma (dan jelas, ini bukan kolak. es buah, mungkin). nah, kalo tidak bisa, lebih baik minum air putih saja baru kemudian sholat maghrib.

Dan perlu diingat, dalam hadist disebutkan bahwa rasul hanya makan BEBERAPA kurma. Dari Anas, dia berkata: "Sesungguhnya Nabi berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma segar yang baru dipetik dari pohonnya) sebelum shalat (maghrib), kalau tidak ada ruthab, maka dengan beberapa kurma matang, kalau tidak ada, maka dengan meneguk beberapa tegukan air putih." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Size does matter. Apapun menu buka kita, janganlah berlebihan. Sekalipun jeruk itu sehat, tapi kalo makannya langsung sekeranjang, tentu kita keracunan. Tipsnya sudah ada di Quran: "Dan makan dan minumlah kamu, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Dia tidak suka orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf: 31)

Unknown said...
Bagusssss....
Oya bang, mau tanya nich soal ''berlebih-lebihan.'' Kalau soal tauhid, atau bertaqwa pada Alloh secara umumlah yaww. Sikap-sikap hidup Abu Bakar, Abu Dzar, Umar dll yang hidup sederhana, banyak sodaqoh dan lurus itu masuk kategori berlebihan g sich... Terlalu lurus...hehehehe, artinya taqwanya kok lurus2 banget gt lho... Itu gimana? Mbo ya sekali-kali santai dixit gitcu...
Terus iblis kan waktu itu g mau sujud pada Adam saat diperintahkan oleh Alloh. Mungkin itu bisa masuk kategori berlebihan (sombong). Ada yang bilang itu karena perwujudan dari pengamalan tauhidnya iblis.
Ini pikiran aneh bin ngawur lagi muncul di kepala..wkwkwkwk
amellie said...
iya pernah juga denger ttg jgn berbuka dgn yg manis2 :) thx for clearing that up!
turabul-aqdam said...
@ amel: you're welcome, Amel. BTW puasa di Eropa lebih lama y? must be tough.

@ arul: wah, kalo lurus mah ga berlebihan. yang namanya berlebihan itu: lebih ke kiri ato lebih ke kanan. alias serong, alias gak lurus lagi. :D

betul, iblis berlebihan karena menolak perintah Tuhan, demi menuhankan keyakinannya sendiri. hampir mirip dgn sebagian umat beragama skrg kan? menuhankan penafsiran mrk sendiri dan mengambil alih posisi Tuhan.

Mansur AlHallaj berpendapat bahwa iblis sebenarnya patuh pada Allah, dia tak mau tunduk selain kepada-Nya. ketika Allah memerintahkan dia tunduk pada manusia, dia pun menolak, terlebih melihat materi adam yg terbuat dari debu/ tanah. dia menafikan ruh yang ditiupkan Allah kepada adam.

berlebihan dlm bersikap sehingga menafikan Tuhan itulah yang melahirkan dosa pertama; sombong.

selanjutnya iblis meminta jeda pada Tuhan untuk membuktikan bahwa sikapnya beralasan: mahluk bernama manusia itu aspek ruhiahnya tak bernilai apapun, tak layak dihormati. untuk beberapa kasus, iblis benar, bukan? sebagian dr kita sungguh keji, menuhankan materi, & menafikan aspek ruhiah.

wallahu a'lam..
amellie said...
17 jam rif... puasanya disini... :D bukannya tambah gemuk tapi tambah kurus :)) makan gak karu2an krn cm punya waktu 7 jam utk buka + sahur... masih kenyang sama buka, dah harus sahur... :D tapi alhamdulillah :)
turabul-aqdam said...
hehehe.. iya y? masih kenyang sudah harus makan lagi, tapi abis itu super laper. duh, aku pikir pahalanya pasti lebih banyak puasa di sana, mel. ketimbang di sini. :)

katanya di Rusia juga lagi kondisi ekstrem. kalo siang puanas karena ada kebakaran hutan, dan malemnya dingin ekstrim. yah, jaga kesehatan aja yah? banyakin makan kurma. *halah* :D
erra said...
denger darimana tuh di Rusia kondisinya ekstrem? Pasti dari presenter cantik tvOne Tina Talisa xixi
turabul-aqdam said...
iya dari tina tinul.. cantik?? ah, debatable.. :D
Anonymous said...
sangat informatif. trims artikelnya

salam :)
turabul-aqdam said...
Thanks, Ray..
Subscribe to: Post Comments (Atom)