Tuesday, June 27, 2006

ketika pejabat lagi belajar

Pagi itu tanggal 16 Mei, para pejabat baru Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK) saling berjabat tangan. Spekulasi yang beredar sepekan sebelumnya mengenai struktur perombakan telah usai. Secara resmi, jabatan di pundak mereka dan pekerjaan menunggu di depan.

Sementara, wartawan yang sejam menunggu di luar ruang pelantikan akhirnya berkesempatan menyelinap ke dalam. Sebagian turut menjabat akrab para pejabat baru, sebagian kecil langsung menuju tempat makanan, dan lainnya berusaha mepet para pejabat untuk meminta pernyataan.

Publik tentunya ingin mengetahui arah kebijakan para pejabat yang akan membawahi sektor keuangan dan bursa tersebut. Pernyataan dan gambaran sikap mereka jelas ditunggu-tunggu.

Tak heran, wartawan dari berbagai media berharap mendapatkan pernyataan mereka mengenai kebijakan ke depan. Namun, kondisi yang ada bertepuk sebelah tangan. Para pejabat tersebut justru enggan memberi pernyataan tiap kali wartawan menemui mereka dan mengajukan pertanyaan.

Dan uniknya, mereka semua meminta waktu seminggu untuk mempelajari semua permasalahan yang akan mereka hadapi.

“Wah, mohon maaf saya harus mempelajari semuanya terlebih dahulu. Sekarang belum bisa memberikan pernyataan, mungkin seminggu lagi, ya?,” demikian ucap Mulabasa Hutabarat ketika ditemui Bisnis usai pelantikan.

Mulabasa kini menduduki jabatan Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam-LK. Sebelumnya, dia adalah Pjs Direktur Dana Pensiun menggantikan Indomen Saragih yang memasuki usia pensiun.

Sebagai mantan Pjs Direktur Dana Pensiun, jawaban “belajar dulu [mengenai dana pensiun]” tersebut terdengar cukup aneh. Namun demikianlah adanya, bagi Mulabasa, dunia dana pensiun mungkin terlihat sangat pelik sehingga dia harus mempelajarinya lebih mendalam setelah ‘magang’ sebagai Pjs Direktur Dana Pensiun.

Usai pelantikan, Mulabasa lebih memilih bergabung dengan beberapa pejabat lain yang merokok di salah satu sudut ruang makan, mengacuhkan para wartawan yang tersebar di tengah ruangan.

Sikap serupa dipilih beberapa pejabat lain di lingkungan eks-DJLK (Ditjen Lembaga Keuangan). Kepala Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan (P3) Ngalim Sawega yang sebelumnya telah menduduki posisi Pjs Direktur Jasa Pembiayaan dan Perbankan pun memilih ‘puasa’ ketika ditemui Bisnis usai pelantikan.

“Untuk sekarang belum ada yang bisa didialog-kan. Mungkin lain kali saja ya?” ucapnya sambil memasuki mobil.

Satu pejabat lainnya yakni Isa Rachmatarwatta yang menduduki jabatan Kepala Biro Perasuransian secara jujur mengakui pihaknya masih mempelajari dunia perasuransian terlebih dahulu.

“Saya harus banyak belajar dulu, terutama pada Pak Firdaus ini,” ujarnya sembari tersenyum menepuk Firdaus Djaelani (mantan Direktur Asuransi) yang berdiri di sebelahnya.

Melihat kenyataan itu, tak sedikit wartawan yang menyimpulkan para pejabat itu ‘janjian’ untuk tak membuka mulut hingga sepekan kemudian. Lalu, selama sepekan itu, apa saja yang mereka lakukan? Jawabannya tak lain rajin belajar.

Berdasarkan pengamatan Bisnis di pekan pertama usai pelantikan, Isa lebih banyak ‘mengurung diri’ di ruang rapat kantornya bersama para staf. Intensitas rapat di biro perasuransian pun meningkat rata-rata sehari sekali dari intensitas semula yang hanya dua-tiga kali seminggu.

“Bapak lagi rapat. Sepekan ini beliau selalu mengadakan rapat di ruang sebelah. Para staf ikut semua, kata beliau banyak yang harus dipelajari,” ujar salah seorang bawahan Isa yang tak bersedia disebutkan namanya.

Tak tanggung-tanggung, tutur dia, Isa bahkan memberi ultimatum kepada sekretarisnya untuk tak menerima para tamu—kebanyakan dari kalangan asuransi—yang hendak sowan.

“Ya, kecuali kalau lagi dipanggil Ibu Menteri, baru beliau langsung meninggalkan rapat,” terangnya.

Tanda-tanda mengisolasi diri dari pers sudah disampaikan Isa ketika Bisnis menemuinya beberapa hari sebelum pelantikan. Secara lugas dia meminta waktu seminggu untuk mempelajari dunia perasuransian sebelum memberikan pernyataan atau komentar seputar arah kebijakan yang akan dia bawa ke depan.

“Maklum, saya sebelumnya bukan di bidang asuransi. Kalau bicara sekarang terlalu gegabah,” tutur Isa saat itu, merendah.

Hal tersebut memang bisa dimaklumi. Maklum, sebelum menjadi Kabiro Perasuransian Isa mengemban tugas sebagai Ketua Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3). Lembaga ini bertugas mengurus premi, tapi bukan premi asuransi melainkan premi penjaminan pemerintah terhadap perbankan—tugas yang kini diambil Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kondisi agak berbeda tampak dari kantor Mulabasa dan Ngalim yang lebih dulu ‘magang’ di jabatan baru mereka itu sebagai Pjs.

Dalam sepekan pertama, mereka lebih banyak menghadiri program di luar mulai dipanggil Menkeu, RUPS sebuah perusahaan, hingga rapat di luar. Ibarat mesin, usai di-starter mereka langsung tancap gas.

Meski demikian, satu kesamaan yang terlihat ketiga pejabat eks-DJLK itu adalah mereka mengikuti sikap Sri Mulyani Indrawati yang ‘membisu’ di pekan-pekan pertama usai dilantik menjadi Menkeu.

Sikap diam ketiga pejabat tersebut menyampaikan pesan jelas bahwa mereka tengah menyiapkan sebuah rencana besar. Hal ini sejalan dengan prioritas Lapangan Banteng yang tengah getol menggenjot perkembangan lembaga keuangan non bank di luar perbankan seperti asuransi, dana pensiun, dan multifinance.

N.B. Dulu tulisan ini kubuat untuk edisi ringan hari Sabtu. Eh, ternyata gak diminta ama redaktur. Means, tulisan lain udah masuk. Ya udah aku bikin stok, sampai akhirnya basi, dan tersampir di sini.

Kini, keperawanan dua birokrasi pejabat baru itu telah berhasil kubobol. Aku berhasil membuat rubrik dialog sebelum media lain di Indonesia melakukannya. I'm the first in Indonesia!!! Yes!

Satu pejabat lagi, Ngalim Sawega, belum bisa kuwawancarai. Dia sepertinya masih dendam karena aku berhasil 'mencuri' data pembekuan multifinance dan modal ventura sebelum secara resmi dipublikasikan.

Yah... semoga ungkapan time heals the pain kelak benar-benar terbukti, biar aku bisa mewawancarai dia dengan tetap mendapat bocoran data miliknya. Hehe...

dewihujan said...
Whoaaa selamat ya. Kamu sudah berhasil membobol keperawanan dua institusi itu.

Dirimu emang jago bobol keperawanan ya, ;p

Pernah nendang bola ke gawang sapai gol? Pasti berkali-kali berhasil juga, hahaha
turabul-aqdam said...
jago bobol keperawanan? mm... *TINGTONG

sepakbola, aku ga minat. tapi aku suka nembak bola ke sebuah gawang tapi bolanya ga bisa masuk cuman ke bibir gawang. cuman gitu aja aku dah puas banget. hehe..

Tanyaken--apa... ;>
dewihujan said...
apaan sih? aku gak ngerti deh.
turabul-aqdam said...
halo, Desri...

thanks for visit..
Anonymous said...
hai! gak papa pindah ke bursa aja..
siapa tau pas ngeliput perusahaan gue bisa ketemu..

iya nih, banyak ide tapi malas menulis hehehhe

TETAP SEMANGAT!
dewihujan said...
Mana tulisan barumu, manaa... itu lho, yang di kota tak ber-Sapi tapi malah ber-Singa
Subscribe to: Post Comments (Atom)