Friday, February 03, 2006

bravehearted

A real brave person,
is not those who dare to die
But those...
who dare to run their life, in any case.


I kept on reading those writing many times, before I decided to take another magazine.

A half an hour later, I left the library and walked to the elevator solemnly. Something has stroke my mind.

Damn... that writing echoes in my head. But thanks, God.

Anonymous said...
Tulisan apa nih? Cerita doong...!
turabul-aqdam said...
ini tulisan tentang...

menurut kamu apa?
Anonymous said...
General: tentang pilihan hidup kamu (yang sekarang kamu jalani)
Spesifik: (mohon diisi :) )
turabul-aqdam said...
hehe... kalo aku bilangin ke kamu, ntar dimarahin ama udin, si penganut barthes. kata dia pengarang kan haram menyebutkan makna karyanya.

tapi kamu udah memahaminya dengan cukup baik kok. ya... masuk kategori pembaca yang gak tel-mi amat lah

:p
udin said...
dasar, ngomongin gw ya, ha...haaa

A real brave person,
is not those who dare to die
But those...
who dare to run their life, in any case.


Mati untuk apa dulu?

Untuk cinta? Bagus dong. Tidak melulu cinta pada pasangan lain jenis loh. Tapi tujuannya tidak untuk mati. Demi yang dicintai, kita rela mati. Demi membela agama tuhan, kita rela mati.

Misalnya om debukaki cinta sama seseorang, dia harus menjemputnya di tengah lautan, tanpa peralatan apapun, kalau cinta, maka kalaupun harus mati, pasti rela.

Atau orang FPI itu. Kukira tujuan mereka tidak mati. Mereka mati demi membela yang mereka yakini. I respect them in that case.

Jadi tujuan mati tidak untuk mati itu sendiri. Mati untuk mempertahankan kehidupan. Mati untuk membela kehormatan. Asal mati bukan karena kelaparan, kan kasihan tuh....

Tapi asal tidak cinta buta saja, hahahaha....
turabul-aqdam said...
kalau gitu, Din, kamu harus tahu ungkapan lain. begini,..

seorang pengecut mati berkali-kali. seorang pemberani mati sekali...

semula ungkapan ini ditulis shakespeares, pernah kukutip di buku refleksi, terus kau kutip ulang dalam blogmu.

tapi, aku menambahi bagian ini,

...dan seorang bodoh, dia juga mati sekali, tapi setelah itu menyesal pingin balik lagi ke bumi.

ungkapan shakespeares itu belum sempurna sehingga bikin orang salah kaprah menganalogikan kematian (sebagai hasil) dengan keberanian (sebagai motif) dan melupakan proses.

hal seperti ini membuat orang nekad mati ngebom pasar demi melawan amerika.

aku belum sepakat jihad dengan cara bunuh diri. terlalu politis.

yang dinilai dalam jihad bukan hasilnya (berapa banyak musuh yang berhasil dibunuh), tapi pada prosesnya (bagaimana seluruh ruh kita menguap helai demi helai selama berjuang).

"Allah takjub pada hamba-Nya yang BERPERANG meski akhirnya kalah." (hadist qudsy)

berperang TIDAK SAMA DENGAN bunuh diri. berperang menggunakan taktik dan kekuatan, sementara bunuh diri hanya bermodal keberanian.
Subscribe to: Post Comments (Atom)